Namanya Hendrawan, seorang teman lama saya di bangku sekolah
dasar. Dulu Hendrawan ini saat SD terkenal dengan keisengannya dengan
teman-teman yang lain. Jadi hampir dipastikan saat itu semua kenal dengan anak
ini. Tapi ketika dilihat dari masa lalunya, pantas beliau sekarang menjadi
pribadi yang solid, pribadi yang tetap humble, pribadi yang mau belajar dari
siapapun, pribadi yang luar biasa.
Anak yang bandel itu yang sekarang menjadi Dokter hewan! Tetapi
tidak seperti dokter hewan pada umumnya yang ketika lulus kemudian membuka praktek
dokter hewan ataupun membuka usaha pet shop yang sedang menjamur dikota Jogja
sekarang ini. Tetapi beliau memutuskan untuk mencari sepetak lahan kolam, yang
kemudian dibangun ulang sehingga kolam tersebut tampak lebih baik.
Dari kolam
yang hanya berdindingkan tanah dan pasir, diganti dengan dinding beton yang
kuat. Bukan tanpa alasa beliau mengganti nya dengan dinding beton, supaya
ikan-ikan tidak lari ke kolam lain katanya. Selain itu, diatas kolam dibangun
saung sederhana berukuran kurang lebih 3x4m persegi, sudah seperti resto-resto
pada umumnya. Selain saung, dibangun juga diatas kolam tersebut satu petak
kandang Merpati, tapi merpati bukan sembarang merpati, yang boleh menempati
petak tersebut merupakan merpati-merpati calon juara. Baik juara di bidang
kecepatan, ataupun juara dibidang ketinggian. Bahkan mas Hendrawan menunjukan seekor "piyik" anak merpati yang baru berumur 2bulanan sudah ada yang menawar sampai 1,5juta per ekornya.. hmm lumayan kan..
Kolam berukuran kurang lebih 350 meter persegi ini di bagi
menjadi 3 bagian, satu bagian paling besar ditempati oleh satu koloni ikan Lele
yang jumlahnya kurang lebih 15.000 lele, satu bagian lagi ditempati oleh
sekeluarga ikan Gurame dan satunya ditempati oleh sekampung ikan Nila. Yang menarik
dari salah satu kolam ini terdapat ikan “Mahal” yang sengaja dimasukan dalam
kolam, ikan Arwana, iya ikan Arwana masuk kolam Nila! Bukan tanpa alasan ikan
ini dimasukan dalam kolam nila tersebut, menurut mas Hendrawan ikan ini
berfungsi sebagai ikan Kontrol, alias ikan polisi yang dimana ketika menjumpai
ikan lain yang sendang sakit atau terluka tugas ikan kontrol ini adalah
melahapnya. Supaya virus, bakteri, kuman yang dibawa ikan sakit tersebut tidak
menular ke ikan lain. Begitupun dikolam lele maupun gurame dimasukan juga ikan
Kontrol, tapi bukan Arwana, melainkan ikan Bawal, ikan yang sepertinya saudara
dekatnya ikan piranha yang terkenal di Amazon sana.
Dari kolam ini mas Hendrawan bisa memanen ikan Lele setiap
3-4 bulan, tergantung musim katanya. Kalau musim hujan, ikan lebih cepat
gendutnya, tapi kalau musim panas lebih sulit gemuknya. Hal lain yang bisa
dipelajari dari mas Hendrawan ini katanya supaya ikan bisa cepet gendut maka
sirkulasi air dikolam harus terjaga, supaya ikan tetap bergerak-dan karena
sering gerak maka sering lapar-dan karena sering lapar maka sering makan- dan
sering makan makanya cepat gendut. Ikan kontrol juga melakukan tugas yang sama,
dengan adanya ikan kontrol maka ikan-ikan lainnya harus terus bergerak biar
disangka oleh ikan kontrol mereka sehat dan terbebas dari santapan ikan
kontrol.
Modal yang dikeluarkan mas Hendrawan sekitar 40juta, itu
untuk membangun kolam dan saung plus kandang merpati diatasnya, tapi kata
beliau uang tersebut tidak ada artinya dengan kesenangan beliau ketika
berkunjung dengan anak dan istrinya. Karena ketika berada di kolam tersebut, rasanya
adem, segala stress yang melanda sepertinya hilang dimakan ikan, dan saya pun
setuju dengan pendapat diatas, karena ketika sampai pertama kali disana rasanya
sudah mau tidur aja didalam saung. Walau suasana panas diluar, tapi didalam
saung tetap dingin, apalagi ditambah dengan suara gemericik air semakin membuat
badan ini lemas nyaman.
Hasil dari kolam ini juga lumayan, sekali panen untuk kolam Gurame omset nya bisa dapat 5-6jt, dan untuk kolam yang lain juga bisa digunakan sistem Pancingan, sekali pancingan maksimal 1 hari 2juta (Sistem ini biasanya menyisakan ikan). Kalau untuk lele dari 15000 benih bisa dipanen sekitar 1,5kwintal lele besar yang per kilo 4-5ekor. Jadi lumayan juga ya..
Hasil dari kolam ini juga lumayan, sekali panen untuk kolam Gurame omset nya bisa dapat 5-6jt, dan untuk kolam yang lain juga bisa digunakan sistem Pancingan, sekali pancingan maksimal 1 hari 2juta (Sistem ini biasanya menyisakan ikan). Kalau untuk lele dari 15000 benih bisa dipanen sekitar 1,5kwintal lele besar yang per kilo 4-5ekor. Jadi lumayan juga ya..
Menurut mas Hendrawan, kebutuhan ikan lele DIY per harinya
berkisar 10ton! Dan masih banyak yang belum terisi. Klo dilihat sih maklum
saja, karena populasi mahasiswa dijogja yang besar ditambah dengan populasi
penjual pecel lele yang semakin merebak, ditambah pecel lele menjadi menu yang
murah dan enak maka larislah lele tersebut.
Oiya, itu baru Jogja lho ya, belum daerah lain.. Jadi jangan
takut gak ada yang beli kalau kita mau usaha ikan Lele..
Klub Belajar Kelompok
Gideon Surya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar