Hari hari terakhir ini sepertinya menjadi hari yang cukup
berat, baru kali ini setelah sekian tahun kehidupan sebagai
suami ada di titik nadir, titik nadir dalam hal financial. Sebenarnya hal ini
sudah dimulai sejak akhir 2014 ketika memutuskan untuk tidak terikat di satu
perusahaan, alias ingin usaha sendiri. Mulai dari kala itu, jatuh bangun
dirasakan, ada kala ketika dapat berkat mengerjakan 1 proyek dalam beberapa
hari sudah menutup gaji sebulan setelahnya, tapi ada kala juga proyek
berbulan-bulan berbuah ucapan terima kasih.
Kembali ke hari hari ini, beberapa
hari lalu ketika hendak mengisi premium motor kebanggaan disalah satu pom
bensin di jalan solo, disana kemudian mampir ATM untuk mengisi kembali dompet
yang sudah mau kosong. Cring-cring uang mulai keluar mesin ATM tersebut, dan
kemudian tiba saatnya saya cek saldo rekening. Betapa terkejutnya ketika
melihat saldo hanya tinggal seratus enampuluh tujuh ribu sekian rupiah. Uang yang
tidak akan bertambah sendiri di akhir bulan karena tidak ada kata gaji lagi
sekarang ini.
Sesak hati terasa, gimana mau menghidupi anak istri dengan
uang sebesar itu?
Ditambah setelahnya ada WA masuk dari Jakarta yang
memutuskan untuk menstop proyek bulanan yang biasanya bisa untuk menolong
memenuhi kebutuhan bulanan. Tiba-tiba hilang begitu saja tanpa ada SP1 SP2
bahkan SP3. Itulah pengusaha, sewaktu-waktu pelanggan bisa bilang berhenti tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Mulai sakit pikiran bermetamorfosis menjadi sakit gusi,
karena memang kebetulan pas moment cabut gigi geraham yang tumbuhnya
menyamping.
Saat menulis inipun sudah pukul 02.30, karena memang Puji
Tuhan beberapa jam lalu ada BBM yang meminta untuk mengerjakan proyek video
singkat, memang gak seberapa, tapi minimal bisa buat beli susu anak saya
setengah kaleng.
Yang menariknya lagi, tulisan ini belum diakhiri dengan
happy ending. Iya, sekarang masih berjuang, berusaha dan berdoa, Tuhan tau apa
yang kami butuhkan.
Tulisan ini bukan diketik sebagai bahan keluhan, karena
memang prinsip jangan mengeluh tetap masih bisa dipegang sampai sekarang. Ketikan
ini akan menjadi tonggak untuk mengingatkan saat ada dibawah roda hidup,
sehingga kelak ketika roda ini sudah berputar, rasa congkak tidak serta merta
ikut meninggi.
Satu hal yang sangat menjadi pelajaran kali ini adalah ke
kurang adanya siap-siap sehingga ketika masalah menghadang menjadi tidak siap.
So,
mari kita selalu bersiap-siap supaya saat ada masalah kita bisa berdiri teguh
dan siap menghadapi masalah itu.
Mari tetap hadapi masalah dihidupmu, karena kalau tak ada
masalah berarti mati.
Boleh berkesah tapi jangan menyerah, boleh menangis tapi
jangan terkikis, boleh berbagi tapi jangan mengasihani diri.
02.35-040216
1 komentar:
Semangat, Deoonn!!!
Posting Komentar