18 Desember 2012

perspektif baru



 Natal sudah hampir datang, natal yang banyak dirindukan orang banyak sudah mendekat. Banyak orang, banyak Gereja, banyak persekutuan mulai berduyun-duyun ingin mengambil bagian dalam ulang tahun sang Raja. Begitu pula dengan saya, saya anak manusia yang tinggal ditengah belantara ibu kota yang mencoba mencari keberuntungan dan menemukan keberuntungan itu ditengah-tengah komunitas saya di greja. Yups, Dia baik, Dia memberi tempat yang tepat untuk saya merasakan kehangatan, merasakan kenyamanan bersama rekan-rekan disana.
dan, sama seperti yang lainnya pun, saya bersama teman dan rekan mencoba meramaikan bulan ini dengan perancangan berbagai kegiatan,
termasuk salah satu yang membuat saya mendapat pandangan baru, yaa walau memang pandangan itu sudah ada lama, dan bangkit kembali, lebih hebat - adalah ketika beberapa waktu lalu kami mengunjungi salah satu tempat berkumpulnya para anak yang tidak merasakan kasih sayang orang tuanya, dan juga merupakan tempat dimana orang tua yang tidak merasakan kasih sayang anaknya.
Tempat ini berada didaerah Bintaro, yaa mungkin kalian sudah tau tempat apa ini.

Pertama kali menjejakkan kaki di pelataran sesudah melangkah dari atas bus, sudah terasa aroma natal yang mencolok. Disambut papan nama yang besar dan pohon natal plus pernak pernik dikanan kiri, saya merasa ada yang berbeda ditempat ini.  Acara kamipun dimulai, acara yang bertujuan untuk menghibur mereka, mencoba berbagi dengan mereka, namun.....

Lantunan puji-pujian khas natal terus kami lantunkan bersama mereka-mereka, pembawaan warta dari FirmanNya pun kami dengarkan, ditambah pula lenongan kami dari pemuda memeriahkan suasana.
Ya, seperti acara natalan biasanya..

Namun memang yang "menendang" saya dari lamunan pernah pernik potografi yang saya kenakan ketika kami mendengar lantunan beberaapa kidung dari teman-teman kecil kami. Lagu yang sering saya dengar, lagu yang sering saya nyanyikan, tapi lagu yang jarang saya jiwakan. Seketika itu pula, saya membiarkan kamera saya bergelantungan tak berarti, seluruh energi dan perhatian saya tercurah untuk menikmati setiap suara dan semangat dari mereka, sahabat kecil saya.
Ketika saya dalam kehanyutan mendengarkan suara kidung, tiba-tiba ada suara yang jelas mengatakan bahwa "MEREKALAH YANG HARUS KAMU LAYANI!"

Air mata seakan lepas dari tempatnya, membasahi mata saya.
iya Tuhan, saya rindu melayani mereka, mereka yang membutuhkan, mereka yang tidak punya kesempatan lebih. Saya sadar Tuhan, selama ini saya hanya melayani anak-anak yang mampu membayar berjutaJuta untuk mendengar tentang berartinya hidup, dan motivasi hidup yang memang saya mendalaminya. Namun anak-anak ini yang harusnya lebih berhak, kapan waktu buat mereka!
itu hanya sekelebat omongan saya dengan Dia.

Well, now pandangan saya tentang pekerjaan mulai saya pertanyakan lagi. Mengajarkan sesuatu yang bagus hebat itu memang kudu, tapi kepada siapa itu yang harus dicermati, jangan lagi hanya untuk mereka-mereka yang berkecukupukan bahkan berlebihan, tapi lihat orang yang sebenarnya lebih butuh tapi tidak bisa.

Ya semoga, ketika anak-anak orang berlebih ini kembali kedunianya, pesan yang saya sampaikan untuk lebih berbagi dapat ditularkan. semoga...



namun.. yang semula tujuan menghibur mereka, justru saya yang terhibur dengan mereka. thanx guys..

Tidak ada komentar: