10 September 2011

It's about how to appreciate other

Beberapa waktu lalu, teman baik saya ada yang akan menikah, senang lah rasanya bisa melihat teman bahagia. dan tentunya saya pun ingin setidaknya kecipratan kebahagiaan tersebut, ya dengan setidaknya datang dan melihat setiap prosesi pernikahan teman saya tersebut. well, jadwal sudah jelas, sudah ada pengumuman jauh hari juga sebelumnya. Rencana sudah matang untuk datang, n jadwal-jadwal lainnya pun harus dikesampingkan dulu, moment seumur hidup gitu lho, sapa juga yang mau melewatkan pernikahan teman baik!
Time goes on, n ktika hari baik itu datang tiba-tiba denk!!
kantor menanyakan apakah mau untuk mengambil proyek yang bertepatan dengan hari baik itu, ya dengan sangat jelas saya menolaknya! gila apa, moment seperti itu ditukar dengan sebuah proyek yang di hari lain masih mungkin untuk dilakukan. Mencoba memahami dari sisi lain, itu yang hal terbaik yang saya bisa lakukan, tapi man, tetap saja lucu rasanya bila memikirkannya. 
Yang coba saya pikirkan adalah kq bisa ya "ada pikiran" untuk menerima proyek itu. sudah jelas-jelas kalau menurut saya itu bukan sesuatu hal yang layak untuk dibandingkan. Ya mungkin memang sudut pandang kita kan beda-beda, jadi ya pastinya ada dorongan positif dibalik keputusan yg dibuat tersebut, ya seperti presuposisi NLP yang "dibalik setiap tindakan, pasti ada niatan positif dibelakangnya, apapun tindakan itu".

Tapi man, Gusti mboten sare (Tuhan tidak tidur) kq. Proyek itu pun akhirnya diundur di hari lain, so saya bisa datang ke pernikahan teman saya tersebut! thanx buat kantor saya yang membuat keputusan yang sangat tepat menurut saya, great job!

Namun ternyata, kejadian tersebut bukan untuk yang pertama dan terakhir kali. Akhir-akhir ini juga kejadian yang sama terjadi, dan ternyata sudah ada keputusan juga yang sudah dibuat, proyek diterima!
Fuih, saya pun harus mau tidak mau memutuskan untuk menerima proyek tersebut yang memang sudah bagian dari job desk saya, atau menolak "hanya" dengan alasan mendatangi resepsi pernikahan teman kantor saya. well, kalau kata teman saya yang lain ini memang seperti makan buah simalakama, dimakan salah, gak dimakan pun salah. Datang resepsi salah, trima proyek itupun salah. Kalau kata hati dan prinsip saya sech datang ke pernikahan teman saya!

well my friends, pelajaran apa sech yang harus saya dapatkan dari kejadian ini? teman memang bukan segalanya, namun bagi saya teman lebih dari pekerjaan! pekerjaan bisa hilang, tapi teman tidak bisa. Prinsip yang selalu dari dulu saya hidupi ya seperti ini, maaf kalau memang berbeda prinsip dengan yang lain, saya pun sangat menghormati prinsip orang lain. Dalam kejadian ini saya dipaksa untuk memilih diantara 2 pilihan yang sebenarnya SANGAT mudah untuk dipilih, namun saya juga harus memikirkan bagaimana kedepannya. Saya juga belajar kalau prinsip itu memang untuk kita tegakkan, namun memang ada saatnya prinsip itu SEKALI waktu bisa untuk agak dilonggarkan, tapi tentunya dengan MEMPERJUANGKAN prinsip kita terlebih dahulu. 

so, apa donk hubungan dengan judul diatas?? ya saya pikir saya sudah tau lah bagaimana sebaiknya menghargai teman-teman saya, dan jawaban sudah jelas.

kita lihat saja besok apa yang akan terjadi, masih menjadi misteri Ilahi yang tentunya akan menarik untuk disimak.,

so sekarang, senyum dulu ah :) 

Tidak ada komentar: